Tugasan Matematiknya terjeda.
Tuhan layarkan ku ke arah cintaMu
Tuntuniku menggapai redhaMu
Rimbunan kasihMu kuberteduh
KepadaMu Ya Tuhan
Berikan secebis keinsafan
Bekalan sepanjang perjalanan
Mencari ketenangan
Lirik yang begitu dekat dengan hati.
Biar Kau menjadi saksi
Tulus tangisku pada dinihari
Kesempatan yang hanya sebentar
Moga keikhlasan ku terlakar
Berikanlah ku hidayah
Agar dikuatkan iman yang lemah
Moga diberkati hidup ini
Menuju bahagia yang kekal abadi
PadaMu Tuhan kan kuserahkan
Cinta kepadaMu..
Diana mengukir senyum kesyukuran.Layar Keinsafan-Mestica sungguh menyentuh jiwa.
Aulia di hadapannya dipandang sekilas.
Matanya turut berkaca sementara jari telunjuknya terus menekan butang kalkulator mencari jawapan.
Handphone Aulia dicapai.
Ruangan now playing mp3 itu dibaca.
Destinasi cinta-Mestica
Lembut sungguh hati sahabatku ini.
Aulia tersedar dirinya diperhatikan.
“Apa?”
Diana menggeleng.
“Aku cuma hairan.Ada orang tu buat kerja Math pun sampai sedih.”
“Bila masa?”
“Aulia?”
“Apa?”
“Kenapa kau tolong aku cope with this thing?”
Aulia terdiam seketika.
“Sebab Allah takdirkan..”
Diana hanya memandang Aulia.
“And..maybe because you are the one who willing to help me the other day.When the rest is not there for me.”
Aulia menyambung lagi.
“Thanks.”
Serentak mereka berkata.
Senyuman terus mekar.
No comments:
Post a Comment