Diana meneruskan rutin hariannya seperti biasa.Sedaya upaya dia menangani kesedihannya itu.Nasib baik ada Aulia.Dia banyak membantu.Tak pernah sekalipun dia membiarkan sahabatnya bersendirian.Makan,belajar,pergi masjid,pergi usrah,sertai program kolej,pendek kata hampir semua aktiviti,pasti Aulia ada di sebelah.Kecuali waktu mandi dan tidur la kut.
“Aulia..”
“Hmm?”
“Kau tau tak tafsir ni,tafsir first aku.Thanks.”
Aulia hanya tersenyum.Matanya tetap pada nota yang sedang dicatitnya untuk dikongsikan pada usrah akan datang.
“Aulia..”
“Hmm?”
“Tudung tu cantik.Nanti aku nak pakai..”
“Memang aku bagi untuk dipakai pun.”
“Aulia..”
“Hmm..?”
“Kenapa kita selalu lepak dekat sini sekarang? Kenapa tak dekat library or pondok belajar?”
Aulia mengangkat muka untuk memandang Aulia.
“Sebab di sini rumahNya.Banyak barakah yang dijanjikanNya.Kalau kita rasa sedih,resah atau keadaan buntu tak terbantu dengan mudahnya kita boleh berwuduk dan dating dengan Dia.Kan?”
“Aulia..”
“Hmm..?”
“Kau tak rimas ke aku asyik panggil kau?”
“Apa pasal nak rimas pulak?”
“Aulia..”
“Hmm?”
“Thanks.A lot.He guide me through you.”
“And He guide me through you too.”
No comments:
Post a Comment